Secara garis
besar ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa yaitu:
1. Factor Internal
a.
Intelegensi.
Faktor
kecerdasan (intelegensi) mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap prestasi
belajar siswa, yang merupakan kecakan untuk menghadapi, melihat dan
menyesuaikan dan kesanggupan untuk mempelajari bahan-bahan yang abstrak,
akademis, verbal, serta mampu menyesuaikan diri dalam situasi yang baru dengan
cepat dan efektif.
Mengenai hal
ini Koestur Partowisastro (2006:22) menjelaskan bahwa: Awal dari perkembangan
intelegensi terjadi dalam lingkungan rumah tangga, dan setelah
anakbersekolahpun pengaruh lingkungan keluarga masih sangat besar, bahkan
kadang-kadang apa yang didapati anak di rumah lebih besar pengaruhnya dari pada
yang diperoleh di sekolah. Penbgaruh lingkungan yang kurang menguntungkan amat
besar pengaruhnya terhadap perkembangan intelegensi anak.
Selanjutnya
Rochman Barawijady (2009:3) menjelaskan tentang faktor intelegensi yaitu:
Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan
anak kelihatannya faktor intelegensi merupakan faktor yang terpenting. Intelegensi
yang tinggi mempercepat perkembangan, sedangkan intelegensi yang rendah
mengakibatkan keterlambatan atau keterbelakangan perkembangan.
Bedasarkan dua
kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa intelegensi anak menentukan mampu atau
tidaknya anak berprestasi secara baik di sekolah.Disamping itu, intelegensi
sangat dipengaruhi oleh keadaan kehidupan dalam keluarga. Oleh karena itu
kehidupan sebuah keluarga yang dipengaruhi atau diwarnai dengan nilai-nilai
pendidikan akan memberikan dampak yang positif bagi peningkatan kemampuan
intelegensi dan prestasi anak.
b.
Bakat.
Bakat atau
aptitude adalah kondisi di dalam diri seseorang yang memungkinkan dengan suatu
latihan mencapai kecekapan.Pengetahuan dan ketrampilan juga merupakan salah
satu aspek kualitas yang dimilikinya orang.Unsur-unsur bakat ini berbeda dibawa
oleh individu sejak lahir. Ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Prawoto
(2008:45):
Bakat adalah
dasar kepandaian, sifat bawaan dari lahir, unsur-unsur bakat ini berbeda
tiap-tiap individu, karena latar belakang keluarga dan lingkungan social
belajar siswa.Bakat juga merupakan salah satu factor yang menentukan
keberhasilan belajar siswa.Bakat dipengaruhi oleh factor genetika.Dengan
demikian bakat telah ada dalam diri seseorang sejak dia lahir, bakat merupakan
kemampuan mental.
Secara
statistik kemampuan mental itu akan menurun dalam suatu garis keluarga maka
bakat adalah kemampuan individu untuk melakukan suatu tugas yang sedikit sekali
tergantung kepada latihan mengenai hal tersebut. Bedasarkan pembahasan di atas
dapat disimpulkan bahwa bakat merupakan anugrah Tuhan kepada seseorang yang
berbeda antara suatu dengan yang lainnya.Pada umumnya bakat itu perlu dipupuk
dan dikembangkan oleh setiap individu yang ada agar lebih baik dan terarah
dalam penggunaanya.
c.
Motivasi
Motivasi
merupakan dorongan dari dalam diri individu untuk melakukan suatu tindakan
dalam mencapai suatu tujuan. Sebagai mana dikemukakan oleh Gunarsa (1989: 90)
sebagai berikut: “motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang datang dari
dalam diri maupun luar diri seseorang yang menyebabkan ia berbuat dan perbuatan
tersebut diarahkan pada tujuan yang ingin dicapai.
Lemah atau
kuatnya mottivasi seseorang sangat mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu
usaha yang dilakukan, termasuk belajar.Keberhasilan dalam motivasi yang timbul
dari dalam diri seseorang.Apabila motivasi belajar itu kuat pada diri
seseorang, maka semangat belajar tinggi.sebaliknya apabila motivasi itu lemah
pada diri seseorang maka ssemagat belajarnnya pun rendah.
Apa yang
menyebabkan motivasi belajar seseorang itu kuat atau lemah ?hal ini sangat
dipengaruhi oleh beberapa komponen sebagaimana yang dikemukakan oleh Rocman B
(1989: 57) sebagai berikut:
·
Adanya sikap
ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia luas ini.
·
Adanya sikap
yang kreatif pada manusia dan kenginan untuk selalu maju.
·
Adanya
kenginan untuk mendapat simpati dari orang tua, guru dan teman-teman.
·
Adanya
keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru.
·
Adanya
ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pengajaran.
Dari kutipan di atas jelas bahwa motivasi
belajar itu timbul karena adanya kenginan-keinginan dari seseorang atau
individu yang belajar.Tinggi atau rendahnya kader dari kenginan-keinginan itu
mencerminkan tinggi atau rendahnya motivasi yang timbul pada dirinya untuk
belajar.Akibat adanya motivasi dalam belajar mengakibatkan perbedaan-perbedaan
prestasi belajarnya dicapai oleh seseorang atau individu.Dengan demikian
motivasi adalah suatu factor yang mempengaruhi belajar siswa.
d.
Minat
Faktor minat
juga menentukan keberhasilan dalam proses
belajar mengajar karena minat seseorang terhadap apa yang dipelajri
memungkinkan ia dapat berkonsentrasi dalam belajar. Gunarsa (1989: 96)
mengemukakan bahwa: Minat adalah gejala tertarik pada sesuatu yang selanjutnya
minat seseorang akan mencerminkan tujuannya. Minat selain memungkinkan
pemusatan pemikiran , juga akan menimbulkan kegimbaraan dalam usaha belajar.
Kegembiraan hati akan memperbesar daya kemampuan belajar seseorang dan juga
membantunya untuk tidak mudah melupakan apa yang dipelajarinya. Belajar dengan
perasaan yang tidak gembira akan membuat pelajaran itu terasa berat.
Pada umumnya
seseorang tidak berminat mempelajari sesuatu pengetahuan karena tidak
mengetahui faedahnya.Suatu mata pelajaran dapat dipelajari dengan baik apabila
orang tersebut dapat memusatkan perhatiaanya terhadap pelajaran itu.
e.
Kesehatan
Kesehatan
merupakan modul dasar bagi seseorang anak untuk dapat belajar dengan
baik.Seorang anak yang kesehatannya terganggu tentu saja tidak dapat memusatkan
perhatinnya secara baik terhadap pelajaran yang diberikan oleh gurunya.Yang
akhirnya dapat mempengaruhi prestasi belajar.
Diantara
berbagai unsur kesehatan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar adalah factor
penglihatan dan pendengaran, sebagaimana yang dikemukakan oleh Koestoer Prawoto
(1999:127) sebagai berikut: adanya gangguan penglihatan/pendengaran tidak
diketahui oleh gurunya, disamping itu anak yang mengalaminya pun sering kali
tidak menyampaikannya. Padahal gangguan indra ini (lebih-lebih gangguan
penglihatan) dapat menimbulkan gejala-gejala terus menerus seperti sakit
kepala, kurang konstrasi dan lain-lain, semua itu merugikan proses belajar.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa gangguan kesehatan dapat mempengaruhi
kelancaran studi seorang siswa tidak dapat berkonstrasi dengan baik terhadap
pelajaran yang dipelajarinya.Lebih-lebih bila gangguan itu terjadi pada mata
dan telinga yang merupakan alat penghubung utama seorang manusia dengan
lingkugannya. Gangguan pada mata dan telinga dapat menyebabkan kurang lancernya
penerimaan informasi dari luar, yang akhirnya akan member pengaruh yang buruk
terhadap prestasi belajarnya. Begitu juga bila terjadi pada gangguan fisik akan
menimbulkan ejekan dari siswa yang lainnya.
2. Faktor Eksternal
Pada faktor
eksternal adalah bentuk/hal-hal atau situsi di luar diri seseorang yang dapat
mempengaruhi proses dan prestasi belajar seseorang atau siswa. Faktor-faktor
ini kadang-kadang tidak secara langsung mempengaruhi akan tetapi terlebih dahulu
terjadi reaksi terhadap faktor-faktor dalam diri seorang siswa. Setelah itu
baru terasa pengaruhnya terhadap proses dan prestasi belajar yang ditekuninya.
Faktor ekternal ini adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa antara lain
dapat berasal orang tua dan masyarakat.
a. Orang Tua
Orang tua
merupakan orang yang pertama bagi seorang siswa dalam memperoleh pendidikan
sebelum ia memperolehnya dari orang lain. Dengan demikian orang tua sangat
diharapkan perannya dalam membimbing dan mengarahkan anak kedalam dunia
pendidikan. Rochman B (1989:125 ) mengatakan bahwa:
“sudah
merupakan hukum yang mutlak bahwa orang tua mempunyai kewajiban anak-anaknya.
Hokum ini tidak dapat dibantah, sebab lahirnya anak karena perbuatan orang
tuanya.Sepanjang sejarah manusia belum pernah ada anak yang minta
dilahirkan.Karena perbuatan itu dilakukan dengan kesadaran, maka sebagai akibat
logis perbuatan itu harus dipertanggung jawabkan”.
Dalam
kenyataan sehari-hari sering ditemui orang tua yang sangat bertanggung jawab
terhadap pendidikan dan masa depan anak-anaknya. Namun demikian orang tua tidak
boleh member pengaruh yang buruk bagi anak-anak atau target yang tidak mungkin
direalisasi oleh mereka.
b. Sekolah
Sekolah
sebagai lingkungan belajar untuk mendapatkan pendidikan secara formal yang
merupakan kelanjutan dari pada pendidikan dalam lingkungan keluarga mereka.
Proses pendidikan di lingkungan sekolah sudah disusun secara formal, dan didata
dengan berbagai bentuk pendidikan pengajaran, kurikulum yang relevan dan tujuan
pendidikan itu sendiri. Adapun di lingkungan sekolah, hal-hal yang dapat mempengaruhi
proses belajar anak atau siswa antara lain adalah metode mengajar, kurikulum,
hbungan guru dengan siswa, fasilitas yang
tersedia dan sebagainya.
Dalam proses
interaksi belajar mengajar di sekolah metode pendekatan mengajar yang digunakan
guru memang peran penting. Sebab menanamkan kosep suatu ilmu diperlukan metode
mengajar yang sesuai, terutama untuk memotivasikan anak dalam mengembangkan
konsep-j\konsep yang telah disajikan apabila guru menyampaikan materi pelajaran
dengan metode yang membosankan siswa, maka hanya akan menjadikan siswa malas
belajar dengan guru tersebut. Hal ini akan berakibat terhadapa prestasi yang
dicapai siswa, sejalan dengan dikemukakan oleh Slameto (1991: 67) :
“metode
mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak baik
pula. Metode mengajar yang kurang baik itu dapat terjadi misalnya karena guru
kurang persiapan dan guru kurang menguasai bahan pelajaran sehingga guru
tersebut menerangkan tidak jelas”.
c. Masyarakat
Anak hidup dan
berkembang dalam masyarakat. Maka segala yang dilihat dan dirasakan dalam
pergaulan di masyarakat akan memberikan kesan yang mendalam pada diri anak dan
mempengaruhi seluruh segi kehidupannya, termasuk di dalamnya kelangsungan
pendidikan anak itu sendiri.
Apabila
seorang anak hidup dalam masyarakat yang berpendidikan atau setidaknya
mempunyai pandangan yang positif terhadap pendidikan, maka anak tersebut akan
terarah ke dunia pendidikan dan akan berusaha untuk melanjutkan pendidikan.
Akan tetapi sebaliknya apabila seorang anak hidup dalam lingkungan masyarakat
yang tidak menghargai pendidikan maka besar kemungkinan anak akan gagal dalam
pendidikan.
Salah satu
pengaruh yang datang dari masyarakat adalah yang berasal dari mass media,
sebagaimana yang dikemukakan oleh Slameto bahwa: “yang bertanggung jawab atas
pendidikan anak tidak hanya guru dan orang tua, melainkan seluruh masyarakat”.
Bagi took biku yang diam-diam menjual bacaan cabul, bioskop yang membolehkan
anak-anak dibawah umur menonton film yang tidak sesuai dengan usianya,
pemerintah kota yang tidak menyediakan lapangan olah raga, tetapi
menggunakannya untuk gedung-gedung mereka semua tidak lari dari tanggung jawab
itu.
Banyak bacaan,
novel, majalah, Koran yang dapat dipertanggung jawabkan secara pendidikan.
Kadang-kadang anak asyik membaca buku-buku yang bukan buku pelajaran, sehingga
lupa akan tugas belajar, maka bacaan anak perlu diawasi dan diseleksi. Dari
uraian di atas, bahwa masyarakat dapat menentukan apakah seorang anak akan
berhasil atau gagal dalam pendidikannya. Apabila masyarakat bersikap masa bodoh
terhadap pendidikan anak, maka anak mengalami kemunduran dan bahkan gagal dalam
pendidikannya tetunya dalam jangkauan yang lebih luas merugikan masyarakat itu sendiri
karena tidak ada tenaga terdidik dilingkungannya.
0 komentar:
Posting Komentar